Tuesday, 28 June 2016


Zikir Hasbunallah wa Ni’mal Wakiil adalah zikir penyerahan diri kita kepada Allah SWT. Hanya Allah lah yang bisa menyelamatkan dan menyelesaikan semua permasalahan kita. Hanya Allah dan hanya Dia saja yang bisa. Maka cukuplah Allah sebagai penolong, tiada yang lain.



Dalam al-Qur’an Allah berfirman:

Mereka juga ialah yang diberitahu oleh orang-orang (pembawa berita) kepada mereka: "Bahwa kaum (kafir musyrik) telah mengumpulkan tentera untuk memerangi kamu, oleh itu hendaklah kamu gerun kepadanya". Maka berita itu makin menambahkan iman mereka lalu berkata: "Cukuplah Allah untuk (menolong) kami, dan Ia sebaik-baik pengurus (yang terserah kepadaNya segala urusan kami)". ( A-li'Imraan 3:173 )

Ada beberapa kisah keajaiban dan keutamaan Zikir Hasbunallah wani'mal wakil :

1. Diriwayatkan bahawa ketika Nabi Ibrahim diletakkan di atas tunku api, Jibril bertanya kepada baginda –Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku?’Nabi Ibrahim lantas menjawab – “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”.

“Hasbunallah wa ni’mal wakil” itulah kalimat yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim AS ketika akan dilempar ke kobaran api. Nabi Ibrahim mempercayakan seluruh jiwa dan raganya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah berfirman “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. Allah menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya dengan Rasulullah dan para sahabat ketika menghadapi ancaman dari pasukan kafir, mereka juga mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil” Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.

2. Nabi Muhammad s.a.w. juga diriwayatkan menyebut kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil ketika di dalam perang Badar, sehingga Allah memberikan kememangan kepada baginda.

3. Pernah ada suatu cerita tentang seorang pedagang yang hendak meminjam wang untuk modal usaha kepada seorang mukmin. Sang mukmin bertanya kepada sang pedagang “apa jaminan darimu, agar dapat membayar pinjamanmu?” sang pedagang menjawab “Allah SWT”, maka sang mukmin berkata” jika itu yang jadi jaminanmu, maka aku percaya”. Lalu bersepakatlah jadual pelunasan hutang.

Si pedagang pun menggunakan uang itu untuk berdagang. Ketika menjelang tempoh pembayaran hutang, si pedagang dengan membawa hasil keuntungan dagangannya pergi untuk melunasi hutangnya kepada sang mukmin. Akan tetapi setiba di seberang lautan tak ada satupun perahu yang dapat membawa dia ke tempat tujuan. Dia khawatir akan lewat jatuh tempoh kesepakatan yang telah dibuat dengan si mukmin. Lalu dia mengambil sebuah kayu dan melubangi kayu itu, lalu ia masukkan uang dan sebuah surat kedalam ke kayu. Sang pedagang kemudian menaruh kayu itu ke laut, dan berdoa kepada Allah semoga uang dapat sampai ke tangan si mukmin.
Keesokan harinya, akhirnya sang pedagang dapat menyebrang dengan membawa uang penganti yang lain, kemudian datang menyerahkan kepada si mukmin. Sang mukmin menjawab dengan tersenyum “uang pinjamanmu sudah ku terima kemarin”"ketika aku sedang menunggumu. Aku menemukan sebuah kayu lalu kubawa pulang untuk kujadikan kayu bakar, pada saat aku membelahnya ada uang beserta surat darimu”sang pedagangpun tersenyum dan bersyukur kepada Allah.

4. Berkaitan dengan doa kepasarahan di atas, pada tahun 2007, seorang TKW (Tenaga Kerja Wanita) Indonesia di Hong Kong didakwa membunuh bayi majikan. Pekerja asal Malang itu mengaku saat itu sangat lelah setelah kerja beberapa hari tanpa istirahat yang cukup.

Tiba-tiba saja bayi dalam gendongannya jatuh dan mati dalam perjalanan ke rumah sakit. Ia ditangkap polisi dan dimasukkan dalam tahanan dengan dakwaan pembunuhan sambil menunggu proses pengadilan.

Dalam pengadilan yang berlangsung beberapa kali dengan didampingi pembela dari KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia), ia dituntut penjara tujuh tahun. Pada malam menjelang sidang esok harinya, perempuan berusia dua puluhan tahun dan baru masuk Islam itu pamit untuk menjalani hukuman yang sudah pasti dijalani berdasar beberapa pengalaman serupa dalam pengadilan di Hong Kong.

Namun, ia tetap meminta doa selamat. Sekalipun belum bisa membaca dengan lancar, saya tuliskan Hasbunallah wanikmal wakil (cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik).

Saya tambahkan juga doa ni’mal maula wani’man nashir (Tuhan Maha Penolong dan Pemberi kemenangan. QS. Al-Anfal 8:40, al-haj 22:78). Ia baca doa itu sepanjang malam sambil menangis karena teringat orangtuanya di Indonesia yang tidak tahu menahu kejadian itu.

Esok harinya, sebuah keajaiban terjadi. Dalam sidang terakhir itu, ia dibebaskan dari semua tuduhan, tapi dalam waktu 48 jam harus meninggalkan Hong Kong. Pengacaranya terheran-heran karena hampir tidak masuk akal. Jaksa penuntut juga bersungut-sungut dengan keputusan hakim.

Subhanallah, Allahu Akbar ,

Kita tidak perlu takut dengan segala tantangan, karena kita telah memiliki kekuatan besar: keimanan, dan senjata ampuh: Hasbunallah wanikmal wakil, ni’mal maula wani’man nashir.

Inilah kehebatan kita sebagai seorang mukmin: tidak cengeng, waswas, gelisah, pesimis menghadapai suatu masalah. Kita baca berulangkali doa itu sambil merenungkan Ke-Mahaperkasaan dan ke Mahakuasaan Allah dalam menolong hamba-Nya.

Kita hadapi semua tantangan dengan penuh iman dan percaya diri, lalu kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Pasrahkan semua masalah Anda kepada Allah sepenuhnya, Allah pasti hadir dan berkata, “Tenanglah, Aku hadir untuk mengambil alih semua masalahmu!.”

Subhanallah , Allahu Akbar

Hasbunallah wa ni’mal wakil = Cukuplah Allah bagi kami, dan Ia sebaik-baik pengurus /pelindung bagi kami .


Semoga ALLAH SWT selalu dan senantiasa membimbing kita dalam kesabaran, dan memberikan kita semua  pertolongan sehingga setiap permasalahan  yang kita hadapi selalu mendapatkan naungan dan kemudahan dari-Nya. Aamiin

Monday, 2 May 2016



rahsia zikir

Rahsia Zikir -
Dalam sebuah firmanNya Allah mengingatkan dan menjelaskan, sesungguhnya orang yang berzikir itu mendapat keuntungan. Allah tidak sengaja memberi penjelasan itu apa lagi bertujuan untuk menipu kerana Dia terpelihara dari sifat-sifat keji begitu. JanjiNya adalah tepat dan benar. Sudah tentu orang yang mengingatiNya (berzikir) itu akan mendapat keuntungan dan pahala yang besar, baik di akhirat ataupun di dunia ini.
FirmanNya.......
"Sesungguhnya (wajib) beruntung bagi mereka yang membersihkan (hati) dan (dengan) berzikir menyebut nama Tuhannya (serta) mendirikan Solat."
Al-A'laa 14-15
Bila mengingatkan kepada peringatan itu sudah tentu kita mahu mengetahui apakah keuntungan yang dijanjikan itu. Menjadi fitrah manusia ia mengharapkan penjelasan terhadap sesuatu yang dijanjikan itu serta mahu huraian yang memuaskan sebelum ia cenderung untuk menerimanya. Seperti perihal zikir ini semua manusia mahu mengetahui kedudukan yang sebenarnya. Apakah yang dikatakan keberuntungan itu? Cuma satu menjadi masalah bila mengetahui keberuntungan itu, kadang-kadang manusia dengan tiba-tiba menjadi rajin untuk melakukan sesuatu. Apakah janji itu hanya sebagai pancingan untuk meransang manusia agar rajin mengingati Allah?
Dalam hal ini perlu diingatkan, jangan pula setelah mengetahui keberuntungan yang bakal diperolehi itu, menyebabkan kita menjadi rajin dan mengharap-harapkan kepadanya. Kita menanti-nanti akan keberuntungan itu dengan berzikir. Kalau kita sudah berkelakuan begitu, kita sudah tidak ikhlas lagi dalam beramal. Keadaan itu telah merosakkan tujuan dan juga matlamat kita beramal (berzikir).
Firman Allah Ta'ala.......
"Dan serulah Ia (Allah) dengan mengikhlaskan agama bagiNya."
Al-A'raaf 29
Sebenarnya banyak rahsia ataupun keuntungan yang bakal diperolehi oleh seseorang yang kuat berzikir kepada Allah. Seperti yang telah diterangkan dalam bab-bab terdahulu, keuntungan itu satu realiti yang tidak boleh dinafikan.
Antara firmanNya.......
"Ingatlah hanya dengan mengingati Allah, hati menjadi tenteram."
dan lagi.......
"Kerana itu ingatlah kepadaKu nescaya Aku ingat kepadamu dan bersyukurlah kamu kepadaKu dan jangan kamu mengingkari nikmatKu."
Al-Baqarah 152
Bagaimanapun dalam bab ini kita tidak bercadang untuk menceritakan perihal keberuntungan itu lagi, tetapi dikhususkan untuk mendedahkan rahsia-rahsia yang terdapat dari zikir, di mana rahsia ini semua menjadi idaman dan impian semua manusia.
Kita sudah tahu apakah kesan-kesan yang diperolehi oleh syariat jika kita mengingati Allah (berzikir)? Sekurang-kurangnya ada lapan keistimewaan yang diperolehi oleh ahli zikir. Perkara ini kita sudah bincangkan dalam bab "Keistimewaan Orang Berzikir".
Di sini akan diterangkan mengenai "hakikat" rahsia ataupun rahsia peribadi yang diperolehi oleh seseorang yang berzikir itu. Lebih tepat lagi rahsia-rahsia kerohanian dan juga pembukaan "Sungai Ladunni" oleh seseorang yang telah sampai pada makam zikir yang sebenarnya.
Dalam bab yang lalu kita telah sama-sama mengetahui serta mempelajari bagaimana zikir itu berperanan menyucikan diri seseorang itu. Dengan pengalaman itu dapat kita mengerti bahawa natijah sesuatu zikir itu bukan setakat untuk mengawal syariat manusia itu agar betul dan bergerak di atas paksi Tauhid kepada Allah semata-mata. Tetapi ia juga bertujuan untuk mempastikan kita agar sentiasa mengingati dan berikhtiar untuk melekatkan diri kita dengan sifat-sifat yang ada kepada Allah.
Tetapi peranan zikir lebih jauh daripada itu. Ia juga merupakan penawar untuk mengubat batin, membersih batin, menyuci batin, menggemuk batin dan paling penting membuka "Nur Qalbi" serta menghancurkan ketulan darah kotor yang bergantung/bergayut di hujung jantung, yang dinamakan "Istana Iblis" itu. Itu yang lebih penting. Kuasa yang ada kepada zikir ia boleh menerangi seluruh hati kita dengan Cahaya Allah (Nurrullah). Ini akan berlaku apabila kita sudah memperolehi apa yang dinamakan "Piala" zikir.
Apabila seluruh batin kita sudah diselimuti oleh zikirilah, maka seluruh batin kita akan cerah dan dapat berfungsi dengan baik seperti malam hari diterangi oleh bulan purnama. Orang yang mencecah kepada zikir itu akan memperolehi mata batin (Basirun), telinga batin (Sami'un) dan sebagainya lagi.
Apabila hati sudah disuluhi dan diterangi oleh cahaya Allah, maka batinnya akan berfungsi dan di kala inilah diri kita dapat mema'rifatkan kepada Allah. Proses pemancaran (wujud) cahaya zikir itu seperti proses pemancaran cahaya matahari yang tertimpa keatas bulan dan memancarkan (refleksi) cahaya yang nyaman, lembut dan romantik ke bumi.
Apabila sampai ke tahap atau makam ini maka seseorang ahli zikir itu dapat mengetahui sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh anggota zahir. Misalnya apa yang tidak dapat diketahui oleh mata, dapat ditangkap oleh mata batinnya. Sesuatu yang tidak dapat didengar oleh telinga zahir tapi boleh didengar oleh telinga batin dan begitulah seterusnya.
Keistimewaan mereka yang sudah dapat menguasai hakikat zikir ini menyebabkan dia dapat mendengar dan faham segala gerak-geri alam, haiwan, serangga dan juga deseran dedaun kayu, ombak, hembusan angin dan sebagainya. Orang yang menduduki makam ini juga kadang-kala bercakap-cakap sendiri (padahal dia bercakap dengan isi alam)!
Matanya dapat melihat pada waktu malam atau di kala alam gelap-gelita. Dirinya dapat mengetahui sesuatu yang berlaku meskipun dia berada di alam tidur. Dia juga dapat maklumat tepat mengenai apa- apa yang akan berlaku ke atas dirinya dan dunia dalam sekitar tempoh 40 hari, seperti tarikh kematian dirinya. Pendeknya segala rahsia Allah yang tidak dapat disingkap oleh anggota batin dapat diketahui oleh diri batin.
Keistimewaan ahli zikir yang sampai ke peringkat itu bukan setakat itu sahaja, dia juga dapat bertahan lapar, haus dan menahan sakit dan penderitaan-penderitaan zahir yang lain. Tubuh mereka menjadi "kebal" daripada rasa sakit dan pedih. Zikir itu sebenarnya menjadi penebat pada tubuh mereka. Kerana itulah kita selalu mendengar para Wali Allah itu adakalanya tidak makan bertahun-tahun dan tidak sakit bertahun-tahun. Sesetengahnya pula sangat merindui kepada kesakitan dan mahu kepada kematian.
Seseorang Wali Allah yang telah sampai ke peringkat zikir yang memecahkan rahsia itu boleh hidup untuk beribu tahun tanpa makan dan minum. Kisah ataupun hakikat ini bukan dongengan atau merupakan satu "kempen" untuk mendorong kita memiliki ilmu zikir ini, tetapi merupakan satu kenyataan yang disurat-lipatkan dalam Al-Quran.
Mungkin anda pernah mendengar kisah "Pemuda Ashabul Khafi" di dalam Al-Quran, di mana tujuh orang pemuda yang semuanya anak raja tidur selama 309 tahun kerana beramal kepada Allah. Mereka adalah Wali Allah, yang merupakan ahli zikir kelas satu (first-class).
Kalau diukurkan kepada logik, mustahil seorang manusia itu dapat tidur selama beratus tahun tanpa makan dan minum, tentu mereka akan mati. Menurut pendapat pakar perubatan moden (medical specialist), manusia hanya dapat bertahan selama lapan hari sahaja tanpa makan dan minum, selepas itu dia akan mati kebuluran.
Tetapi tujuh orang Pemuda Ashabul Khafi" itu bukan lapan hari, tetapi selama 309 tahun mereka berada dalam gua (Khafi), yang pintunya ditutup rapat dan tanpa memakan apa-apa makanan.
Apakah rahsia maka mereka dapat bertahan dan hidup begitu lama. Apakah yang mereka makan bagi meneruskan hayat mereka? Jawabnya tidak lain dan tidak bukan ialah zikir. Mereka berzikir (ingat kepada Allah) dan menjadikan zikir sebagai santapan rohani. Dari kisah itu jelas membuktikan kepada kita, bahawa bila sampai ke satu peringkat, zikir itu boleh mengenyangkan kita. Ia boleh melapangkan dada kita. Caranya bila kita asyik dan "zauq" (Mabuk Ketuhanan), kita hanya akan ingatkan Tuhan sahaja, tanpa yang lain, termasuk melupai penderitaan zahir seperti lapar, haus, sakit, takut atau bimbang kepada sesama makhluk.
Lagi pun bila kita sudah tidak putus-putus mengingatkanNya maka Dia juga begitu. Jadi bila Dia sudah ingatkan kita tak hairanlah dengan segala perilaku salah adat itu, seperti tak makan, tak mengantuk, tak lapar dan sebagainya adalah perkara "kacang" sahaja.
FirmanNya......
"Jika engkau ingatkan Aku, Aku ingatkan engkau."
"Dan hanya pada Tuhanlah hendaknya kamu berharap."
Demikian juga dengan apa yang berlaku ke atas Wali-wali dan para Nabi. Kenapa mereka memperolehi kelebihan, keistimewaan dan juga kemuliaan, (karamah hidup) kerana mereka benar-benar menguasai "Zikir Ma'rifat". Nabi Ibrahim a.s. walaupun dicampak ke dalam api, baginda tidak mengalami apa-apa walaupun seurat bulu roma pun tidak hangus. Apa menyebabkan Baginda kebal ialah tak lain dan tak bukan kerana dia berzikir (ingat) kepada Allah.
Nabi Nuh a.s. walaupun seluruh kaumnya mati kelemasan kerana bah (banjir) besar, tetapi dia selamat. Apakah rahsia menyebabkan dia selamat, jawabnya tidak lain dan tidak bukan ialah kerana dia sentiasa berzikir (ingat) akan Allah. Zikir-zikir Nabi Nuh a.s. menyebabkan air tidak masuk ke dalam bahteranya.
Demikianlah hikmah dan juga rahsia zikir terlalu besar sekali ia boleh menjadikan seseorang itu dikatakan karamah dan punya kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang ramai. Terpulanglah kepada kita apakah kita ingin ataupun tidak memiliki segala rahsia itu, tepuk dada tanya selera. Walau bagaimanapun suka diingatkan, dalam hal ini jangan pula kerana mengetahui akan rahsia-rahsia itu maka kita berzikir semata-mata mengharapkan segala kekeramatan itu. Niat begitu sudah salah. Dan yakinlah kalau kita buat dengan memasang niat begitu segala apa yang kita hajati tidak menjadi. Konsep dalam beramal itu tidak boleh ghairah dan mengharapkan apa-apa ganjaran.
Lagi pun berzikir dengan mengharapkan sesuatu, jelas amalan itu sudah tidak ikhlas lagi. Amal yang tidak ikhlas tahu sendirilah natijahnya, ia seperti berusaha untuk memerangkap angin dalam bekas yang berlubang. Sia-sia sahaja.
Sebaliknya berzikirlah sebagai satu tanggungjawab kita terhadap Allah dalam usaha untuk "Kamil-mukamil" denganNya.
"Kekeramatan atau kemuliaan itu datang tanpa disedari. Yang nampak karamah seseorang itu adalah orang lain yang berada di luar kehidupannya."
Wallah hu ta'ala a'lam.......
Wassalam.
Abdul Jamil Lam Al-Qadiri